top of page

Analisis Iklim Investasi di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur

TRMCompany

Updated: Jun 4, 2020

Ayu Suci Nugroyanti/181006561



Peningkatan investasi ikut andil dalam mendongkrak pembangunan ekonomi suatu daerah. Dalam ekonomi makro, investasi juga berperan sebagai salah satu komponen dari pendapatan nasional, Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP). Hadirnya investasi diharapkan mampu mengatasi beberapa permasalahan daerah, di antaranya adalah penyerapan tenaga kerja atau menekan angka pengangguran dan menekan angka kemiskinan. Investasi berbagai perusahaan tentunya memperimbangkan bagaimana iklim investasi yang ada di wilayah tersebut. Pada kesempatan kali ini peneliti mencoba menganalisis iklim investasi di Kabupaten Tulungagung Jawa Timur termasuk kedalam kategori kondusif atau tidak kondusif. Melihat dari indikator Perizinan, Kondisi lingkungan bisnis, Infrastruktur Publik, Ketenagakerjaan, perpajakan, Jalan raya, Perolehan tanah untuk investasi, melalui data sekunder yang tersedia dari beberapa sumber.

Luas Wilayah dan Letak Geografis Kabupaten Tulungagung


Luas wilayah Kabupaten Tulungagung 1.055,65 km² terbagi menjadi 19 kecamatan 14 kelurahan dan 257 desa.

Kabupaten Tulungagung terletak pada posisi 111 43’-112 07’ Bujur Timur dan 7 51’ -8 18’ Lintang Selatan dengan titik nol derajat dihitung dari Greenwich, Inggris. Batas-batas administratif wilayah Kabupaten Tulungagung adalah:

- Utara: Kabupaten Kediri

- Timur: Kabupaten Blitar

- Selatan: Samudera Hindia / Indonesia

- Barat: Kabupaten Trenggalek

Secara garis besar wilayah Kabupaten Tulungagung dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian yaitu:

- Bagian Utara (Barat Daya) merupakan daerah pegunungan yang relatif subur, yang merupakan bagian tenggara dari pegunungan Wilis, mencakup areal seluas ± 25%;

- Bagian Selatan merupakan daerah pegunungan yang relatif tandus, namun kaya akan potensi hutan dan bahan tambang, yang merupakan bagian dari pegunungan kapur selatan Jawa Timur, mencakup areal seluas ± 40%,

- Bagian Tengah merupakan dataran rendah yang subur, yang dilalui oleh Sungai Brantas dan Kali Ngrowo (Parit Agung) beserta cabang-cabangnya, meliputi areal seluas ± 35%.

Hasil dan Pembahasan


Potensi

Potensi Kabupaten Tulungagung

Tulungagung memiliki banyak potensi yang terbagi menjadi 2 kawasan, kawasan lindung dan kawasan budidaya yang memiliki potensi yang beragam. Kawasan lindung berpotensi untuk dikembangkan sebagai wisata dan penyeimbang kondisi lingkungan. Kawasan Budidaya yang meliputi hutan produksi, hutan rakyat, pertanian, perkebunan, peternakan, pertambangan, pariwisata, industri dan beberapa kawasan strategis.


Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan ekonomi yang terjadi di suatu daerah, seperti pertambahan jumlah industri, pertambahan produksi sektor-sektor ekonomi, pertambahan jumlah fasilitas infrastruktur (sekolah, jalan, rumah sakit dan fasilitas-fasilitas umum), pertambahan produksi kegiatan-kegiatan ekonomi yang sudah ada dan perkembangan-perkembangan lainnya. Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah yang diperoleh dari kenaikan PDRB atas dasar harga konstan mencerminkan kenaikan produksi barang dan jasa di suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tulungagung dihitung dari pertumbuhan PDRB Tulungagung yang didasarkan atas dasar harga konstan tahun 2010.


Indikator iklim investasi

1. Indikator Perizinan


Peraturan Bupati Tulungagung Nomor 28 tahun 2015 tentang standar operasioanal prosedur pelayanan perizinan pada Badan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Kabupaten Tulungagung. Kegiatan penanaman modal ditangani Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dengan memberikan pelayanan secara manual dan system manajemen perizinan online atau yang dikenal dengan Online Single Submission (OSS).

2. Indikator Perpajakan



3. Indikator Ketenagakerjaan

Penduduk Tulungagung

Angka Harapan Hidup (AHH) meningkat, pada tahun 2015 sebesar 73,28 tahun, dan pada tahun 2016 sebesar 73,68 tahun. Kenaikan AHH ini merupakan peningkatan derajat kesehatan masyarakat baik melalui peningkatan kualitas pelayanan, maupun kualitas lingkungan yang diiringi peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat oleh masyarakat.


Pencari Kerja

Tulungagung memiliki SDM yang cukup tinggi dari berbagai latar belakang pendidikan. Dengan SDM pencari kerja paling banyak berasal dari masyarakat lulusan SMA 52%, kemudian SMP 29%, SD 10%, D3 3% dan S1 6%.


4. Indikator Jalan Raya

Jalan Raya di Kabupaten Tulungagung

Sumber:dprd-tulungagungkab.go.id/tag/dinas-pekerjaan-umum-dan-penataan-ruang


Kondisi jalan di tulungagung cukup beragam dengan kondisi sedang yang cukup banyak. Kondisi jalan yang rusak dan rusak berat banyak ditemukan diwilayah bagian utara dan selatan tulungagung.


Jalur Kereta api

Jaringan Kereta Api di wilayah Kabupaten Tulungagung menghubungkan Kota Surabaya, Malang, Blitar hingga Ibukota Jakarta, selain itu ada beberapa Kereta Api Kelas Ekonomi jurusan Jakarta yaitu Kereta Api Mataremaja, sedangkan jurusan Surabaya Kereta Api Rapih Doho dengan 4 kali pemberangkatan setiap harinya. Terminal di Kabupaten Tulungagung merupakan terminal pemberangkatan Bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) yang menghubungkan Kota Tulungagung dengan Kota Surabaya Malang - Banyuwangi dan Denpasar, serta kota - kota lain di Jawa Timur, sedangkan Bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) menghubungkan Kota Tulungagung dengan kota - kota di luar Provinsi, seperti : Solo, Jogjakarta, Purwokerto dan Jakarta, dan luar Pulau Jawa

JALAN LINTAS PANTAI SELATAN (PANSELA) JAWA TIMUR


Jalan Lintas Pantai Selatan merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional yang ada di Jawa Timur, yang dibangun untuk menghubungkan seluruh kabupaten yang berada di wilayah pantai selatan Pulau Jawa. Total panjang Jalan Lintas Pantai Selatan bagian Jawa Timur yang direncanakan adalah 680,13 km. Per tahun 2018, panjang yang sudah terbangun adalah 300,81 km. Pada tahun 2018-2021, direncanakan perpanjangan sepanjang 71,69 km dengan sumber dana dari Islamic Development Bank (IDB), menyisakan sisa Jalan Lintas Pantai Selatan di Jawa Timur yang belum terbangun sepanjang 229,12 km.


JALAN SELINGKAR WILIS

Jalan Selingkar Gunung Wilis merupakan jalan dalam tahap perencanaan, yang merupakan inisiasi dari pemerintah pusat melalui Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR. Pengembangan Jalan Selingkar Gunung Wilis nantinya akan dikoordi- nasikan dengan kabupaten-kabupaten yang dilalui oleh jalan tersebut, yakni Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, Madiun, Nganjuk dan Kediri (Tunggal Roro Mandiri). Jalan ini diharapkan dapat mendukung kegiatan pariwisata Gunung Wilis, serta mendukung kegiatan distribusi komoditas di Kawasan Lingkar Gunung Wilis.


5. Indikator Jasa Infrastruktur Publik

Pendidikan



Data Prasarana Sanitasi

6. Indikator Perolehan Tanah/lahan Untuk Investasi

Penggunaan Lahan Di Tulungagung

Kawasan Industri

Sedangkan arahan pengembangan kawasan industri yang direncanakan di Tulungagung adalah sebagai berikut:

  1. Pengembangan kawasan industri dilakukan dengan mempertimbangkan aspek ekologis, memperhatikan daya dukung lahan dan tidak mengkonversi lahan pertanian secara besar-besaran.

  2. Pengembangan kawasan industri harus didukung oleh adanya jalur hijau sebagai penyangga antar fungsi bawahan

  3. Pengembangan kegiatan industri harus didukung oleh sarana dan prasarana industry

  4. Pengembangan kegiatan industri berbasis sumberdaya lokal yang berkelanjutan

  5. Industri yang dikembangkan memiliki keterkaitan proses produksi mulai dari industri dasar/hulu dan industri hilir serta industri antara yang dibentuk berdasarkan pertimbangan efisiensi biaya produksi, biaya keseimbangan lingkungan dan biaya aktivitas sosial; serta

  6. Setiap kegiatan industri sejauh mungkin menggunakan metoda atau teknologi ramah lingkungan, dan harus dilengkapi dengan upaya pengelolaan terhadap kemungkinan adanya bencana industri.

7. Indikator Kondisi Lingkungan Bisnis

Perkembangan Industri

Pertumbuhan usaha di tulungagung didominasi di bidang marmer dengan cadangan ± 3.936.650 m³, Konveksi, Bordir dan Batik, Industri Tenun, Industri Kerajinan Bamboo Art dan eceng gondok, industri pengecoran baja dan alumunium, industri makanan dan minuman, dan ikan hias serta ikan konsumsi.



Kesimpulan

Kabupaten Tulungagung memiliki potensi beragam dan melimpah yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Para investor memiliki kesempatan yang cukup besar dalam pemanfaatan dan pengolahan sumber daya yang ada. Investor bisa mempertimbangkan kondisi iklim investasi yang kondusif di Tulungagung. Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa iklim investasi cukup kondusif dilihat dari indikator Perizinan yang memberikan beberapa kemudahan bagi investor, indikator Perpajakan yang sebanding dengan pemanfaatan yang akan dilakukan, Indikator ketenagakerjaan yang memiliki angkatan kerja yang melimpah dan UMR yang cukup menguntungkan berbagai pihak, Indikator jalan raya yang mulai mengalami perkembangan yang pesat, indikator infrastruktur dengan ketersedian fasilitas umum yang cukup memadai, indikator perolehan tanah untuk investasi yang memiliki peluang besar untuk pemanfaatan melihat beberapa bagian ada yang belum dimanfaatkan secara maksimal, dan indikator kondisi lingkungan bisnis yang mendukung dengan pertumbuhan yang tidak terlalu besar bisa dimanfaatkan investor.

Referensi:

41 views0 comments

Comments


bottom of page