top of page

PENGARUH MINAT BELI KONSUMEN ATMA JAYA TERHADAP PRODUK ROKOK (GUDANG GARAM)

TRMCompany

Reynaldi D.T Marjun 161006096

Ayu Suci N 181006561

Gabriel Emerald 181006568

Maria Lavega S 181006619




LATAR BELAKANG


Rokok merupakan salah satu produk olahan dari tembakau yang hingga saat ini menjadi kontroversi. Laporan dari Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) berjudul The Tobacco Control Atlas, Asean Region menunjukkan Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok terbanyak di Asean, yakni 65,19 juta orang. Angka tersebut setara 34% dari total penduduk Indonesia pada 2016. Salah satu faktor penting yang menentukan tingkat konsumsi rokok yaitu perilaku dari konsumen itu sendiri. Perilaku konsumen disini seperti halnya Prestise, dimana konsumen berusaha menunjukkan identitas atau citra dirinya melalui produk atau merk rokok yang dipilihnya. Namun, konsumen rokok pun dalam memilih produk yang ia pilih juga tergantung pada merk yang berhubungan dengan dirinya atau sama dengan rokok yang dikonsumsi oleh kerabat dekatnya.


Faktor lain yang menyebabkan minat konsumen terhadap rokok semakin tinggi yaitu murahnya rokok Indonesia diakibatkan karena rendahnya tarif cukai rokok. Sehingga membuat sebagian besar masyarakat miskin memilih membeli rokok ketimbang mengalokasikan pendapatan lebih besar untuk kebutuhan pokok harian.Per 1 Januari 2017, pemerintah menaikkan tarif cukai rokok rata-rata 10,54 persen dan meningkatkan harga jual eceran rokok di pasar. Kenaikan tarif cukai rokok dan harga jual eceran dilakukan untuk mengendalikan konsumsi rokok. Selain itu menaikkan harga cukai hasil tembakau juga dilakukan untuk meningkatkan penerimaan negara.


Indonesia masuk daftar negara dengan harga rokok termurah di dunia. Berdasarkan data dari UN Office of Drugs and Crime dan Numbeo pada 2016, Indonesia menempati urutan ke-13 dengan harga US$ 1,45 per 20 batang rokok Malboro. Selain itu, Indonesia merupakan pasar rokok terbesar kedua di dunia pada 2018. Volume penjualan retail rokok di Indonesia mencapai 316,1 miliar batang pada 2018. Volume penjualan rokok di Indonesia ini meningkat 32,8% dibandingkan 2017 sebanyak 238 miliar batang.


RUMUSAN MASALAH

Seberapa besar pengaruh eksistensi terhadap produksi rokok?


TUJUAN

Mampu melihat peluang perusahaan produksi rokok di pasar.


MANFAAT

Mengetahui peluang perusahaan produksi rokok.


LITERATURE REVIEW

Menurut analisa yang dilakukan oleh Mashita Nur Amalia, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta bahwa mayoritas penduduk di Indonesia sebanyak 3373 orang atau 47,51% dari 7099 responden mulai merokok di usia 15-19 tahun. Dalam usia 15 - 19 tahun, penduduk di Indonesia mayoritas mengenyam pendidikan di bangku SMA dan kuliah. Rata - rata usia penduduk di Indonesia yang banyak mengosumsi rokok ada dalam usia produktif sekitar 15 - 65 tahun. Dalam mengsonsumsi rokok, penduduk di Indonesia mayoritas menggunakan merk Gudang Garam, kemudia disusul oleh Sampoerna dan Djarum.


  1. Usia Mulai Merokok Frekuensi Presentase


Faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen ?

  1. Merk/PertanyaanTidak SetujuKurang SetujuNetralSetujuSangat Setuju1.Merek rokok yang terkenal mempunyaikualitas yang sangat baik2. Merek mempengaruhi saya dalammembeli rokokHarga/3. Saya akan mengganti merek rokok, jikamerek rokok tersebut menjadi mahal4 Harga produk merek rokok sesuai degan yang diharapkanGaya Hidup/eksistensi5. Saya mengkonsumsi rokok agar lebihpercaya diri6. Saya mengkonsumsi rokok apabila sedangada masalah7. Rokok yang saya beli sama dengan rokokyang dibeli teman sayaRasa/Apakah rasa dari produk tersebut sesuai dengan apa yang anda inginkan


Konsumsi Rokok Berdasarkan Merk Rokok

  1. Merk Rokok Frekuensi Persentase Gudang Garam


Konsumsi Rokok Berdasarkan Merk Rokok

  1. Usia Frekuensi Persentase



FREKUENSI PEMBELIAN ROKOK


Dari kuesioner yang telah kelompok kami sebarkan, menunjukkan bahwa dari 32 responden terdapat 19 responden dengan persentase (57,58%) yang jarang membeli rokok serta 14 responden dengan persentase (42,42%) sering membeli rokok. hasil data dilihat bahwa responden yang jarang membeli rokok, lebih tinggi dibandingkan responden yang sering membeli rokok. Pertanyaan yang pertama ini membuat kelompok kami menyimpulkan bahwa sebagian besar atau degan presentase(57,58%) Konsumen dari mahasiswa atma jaya jarang mebeli rokok dari merek Gudang Garam.


JENIS KELAMIN RESPONDEN


Terdapat 32 responden yang menjawab pertanyaan terkait jenis kelamin ini. Bisa dilihat dari data yang ada di atas, menunjukan bahwa sebanyak (68.75%) atau sekitar 22 orang dari 32 responden adalah laki-laki. Sekaligus menunjukkan bahwa responden laki-laki mendominasi dalam hal membeli serta mengkonsumsi rokok, dibandingkan dengan perempuan


USIA RESPONDEN



Berdasarkan data yang telah kami dapat, usia responden yang mengkonsumsi rokok paling banyak pada usia 21-22 tahun. Yang dimana dibuktikan dengan 14 responden yang memiliki persentase sebesar (43,75%) dari 32 responden yang mengkonsumsi rokok.


FAKTOR PERTIMBANGAN PEMBELIAN PRODUK

Berdasarkan data yang telah kami dapat variabel (Rasa) lebih mempengaruhi mahasiswa atma jaya dalam pembelian rokok dibandingkan dengan variabel harga, eksistensi, serta merk. Data ini dapat dilihat dari 32 responden yang mana terdapat 14 responden atau (43,75%) memilih variabel (rasa) yang mempengaruhi mereka untuk membeli rokok.


PENGARUH MERK ROKOK TERHADAP KUALITAS

Hasil kuesioner diatas mendapat lebih banyak respon netral, yaitu dengan 25.00% atau 8 orang yang menempatkan variabel Netral di posisi 3.25%. tapi tidak menutup kemungkinan dengan responden yang menjawab Sangat Setuju yaitu sebesar 21.88% atau 7 orang


PENGARUH MERK TERHADAP KONSUMSI

Dari data yang kami dapat dilihat bahwa dari 32 responden terdapat responden yang tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju dengan merk mempengaruhi pribadi responden tersebut dalam membeli rokok. Jadi dapat dikatakan bahwa merk bisa saja mempengaruhi konsumen dalam membeli rokok tersebut namun merk juga bisa tidak mempengaruhi konsumen tersebut.


HARGA MERK ROKOK YANG DIKONSUMSI


Dari data yang kami dapat 12 responden yang dalam persentase (37,50%) dari 32 responden memilih untuk mengganti merk rokok yang sebelumnya mereka konsumsi, jika merk rokok tersebut mengalami kenaikan harga.



KESESUAIAN HARGA PRODUK


Berdasarkan data yang telah kami dapat 11 responden yang dalam persentase 34,38% dari 32 responden netral dengan harga yang diberikan oleh produsen rokok. Serta 9 responden yang dalam persentase (28,13%) setuju dengan harga rokok yang ada atau sesuai dengan apa yang diharapkan.



KEPERCAYAAN DIRI RESPONDEN


Sesuai dengan data yang telah kita dapat terdapat 10 responden atau jika dalam persentase (32,25%) yang netral bahwa mengkonsumsi rokok dalam meningkatkan rasa percaya diri. Sedangkan 8 responden lainnya atau dalam persentase (25,00%) menyetujui bahwa mengkonsumsi rokok dalam meningkatkan rasa percaya diri.


EKSISTENSI


Data di atas menunjukan bahwa Tidak setuju dan kurang setuju memiliki peringkat yang sama yaitu sebesar 31,25% atau sama dengan 10 orang. ini menyimpulkan bahwa merokok untuk eksistensi bukan merupakan peluang yang besar. atau tidak sama sekali ada peluang



Sumber :

https://eprints.uny.ac.id/55322/1/Skripsi%20Masitha%20NA%20Pendidikan%20Ekonomi%20UNY%2013804241059.pdf

15 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page